Pages

Rabu, 02 Juli 2014

Sinopsis Cerita Kethoprak



SINOPSIS
KETOPRAK KRIDA CARITA
PERANG TAMBAK BERAS HARYO NAMBI MBALELO”


Diceritakan di sebuah Padhepokan Gunung Lawu, Kembang Sore dan Anurogo yang dilanda nandang asmara tengah saling memadu kasih di salah satu sudut padhepokan. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang murka melihat Anurogo dan Kembang Sore saling mencintai. Dia adalah Andikan Bhayangkara ,teman seperguruan di padhepokan tersebut. Perkelahian antara Anurogo dan Andikan Bhayangkara pun tidak terelakkan. Hingga dilerai oleh Bapa (guru di Padhepokan tersebut) atau yang bernama Ki Hajar Wungkuk, tidak boleh saling mencintai antar murid sepeguruan, maka dari itu Bapa tidak memberi Restu untuk Kembang Sore dan Anurogo. Mulailah Bapa bercerita kepada ketiga muridnya.
Zaman dahulu di Kadipaten Tuban, Adipati Ronggolawe yaitu ayah dari Anurogo dan Kembang Sore ditantang oleh Kebo Anabrang. Dia adalah Bupati Papringan di Tuban dan menantang Adipati Ronggolawe untuk memperebutkan Majapahit, kemudian mereka berdua perang. Sebelum berperang dengan Kebo Anabrang, Adipati Ronggolawe dicegah oleh kedua istrinya. Istri yang pertama bernama Ajeng Bendaraguru yaitu ibu dari Anurogo sedangkan istri yang kedua bernama Ajeng Tirtowati yaitu ibu dari Kembang Sore. Tetapi, Adipati Ronggolawe tidak bisa dicegah dan kedua istrinya menangisi kepergian Adipati Ronggolawe untuk berperang dengan Kebo Anabrang. Dan Adipati Ronggolawe mati dibunuh oleh Kebo Anabrang, lalu Kebo Anabrang mati dibunuh oleh Ki Hajar Wungkuk ayah dari Andikan Bhayangkara. Ki Hajar Wungkuk menolong kedua istri Ronggolawe dan diajak naik ke Gunung Lawu, sebelum naik ke Gunung Lawu nama kedua anak istri Ronggolawe diubah oleh Ki Hajar Wungkuk menjadi (Uda Anjangpiani) Anurogo dan (Ingatiwati) Kembang Sore diharapkan bisa menyelamatkan Kabupaten Tuban.
Setelah menceritakan kepada Anurogo dan Kembang Sore, Bapa merasa bersalah karena Anurogo dan Kembang Sore saling mencintai padahal Bapa berencana menjodohkan Kembang Sore dan Andikan Bhayangkara anaknya namun Kembang Sore tidak mau. Bapa juga mengutarakan pesan kepada anurogo dan Kembang Sore dari sang ayah untuk membahagiakan kedua anaknya dan Bapa mendoakan keselametan untuk semuanya. Karena Kembang Sore tidak mau dijodohkan maka dia pergi ke hutan.
Disisi lain di Kerajaan Lumajang, Patih Yudopraja (Adipati Lumajang) sedang melaporkan keadaan di Lumajang kepada Harya Nambi (Kadipaten Lumajang). Patih Yudopraja melaporkan keadaan di Lumajang aman, tentrem, dan daerahnya subur melimpah dengan hasil panen tidak ada kekurangan apapun dan tidak pernah ada bencana besar bisa dikatakan makmur sentosa. Tiba-tiba Ramapatih datang ke Kerajaan Lumajang dan berbicara kepada Patih Yudopraja dan Harya Nambi, kemudian Ramapati bermaksud untuk mengadu domba antara Kerajaan Lumajang dan Majapahit dikarenakan dia tidak suka jika kedua kerajaan tersebut bersatu dan hidup rukun. Ramapatih berbicara kepada Harya Nambi bahwa sudah tidak ada gunanya ke Majapahit dan Jayanegara sudah berubah, Ramapatih juga mengungkit kalau dulu Harya Nambi pernah menjadi Patih mangkubumi di Majapahit dan dilorot menjadi Adipati di Lumajang berhasil menghasutnya. Lalu Harya Nambi mangatakan kalau Jayanegara sudah mbalelo, mengutus Patih Yudopraja untuk ke Majapahit dan membicarakan kepada Jayanegara.
Ditengah-tengah perjalanan Patih Yudopraja bertemu dengan salah satu Patih Lembu Pengarsa dan mengungkapkan keinginannya untuk membunuh Sembahan Majapahit (Jayanegara) namun Patih Majapahit tersebut murka dan terjadilah perang.
Di Majapahit, Ramapatih bertemu dengan Jayanegara dan bermaksud untuk menghasut atau mengadu domba. Tiba-tiba datang Patih Lembu Pengarsa yang memberi tahu bahwa Kerajaan Lumajang sudah mbalelo dan menjadikan Jayanegara murka, lalu menginginkan perang antara Maajapahit dan Lumajang, tetapi Ramapatih menghalangi niat Jayanegara tersebut, dikarenakan Ramapatih menganggap rendah terhadap jabatan Harya Nambi sebagai Bupati Lumajang. Kemudian Ramapatih mengusulkan untuk menggantikan Harya Nambi dengan Kebo Taruna., putra dari Kebo Anabrang. Dan Jayanegara mengangkat Kebo Taruna untuk menjadi senopati di Majapahit. 
Dengan penuh kepercayaan untuk membela Kraton Majapahit, Kebo Taruna sebagai Senopati Agung berangkat ke Kadipaten Lumajang untuk menumpas Harya Nambi, Adipati Lumajang. Di tengah perjalanan, bertemulah Kebo Taruna dan Harya Nambi Sang Adipati Lumajang. Karena hasutan Ramapatih, Kebo Taruna dan Harya Nambi bertarung.
Keinginan kuat dari Kebo Taruna untuk membunuh Harya Nambi, membuat Harya Nambi ketakutan dan lari. Setibanya di Kadipaten Lumajang, Harya Nambi bertemu dengan anaknya dan menyuruh untuk merayu Kebo Taruna. Kemudian Kebo Taruna bertemu anak dari Adipati Harya Nambi, Endang Parmiati. Dengan segala cara Endang Parmiati merayu Kebo Taruna untuk menggagalkan niatnya untuk membunuh Harya Nambi dan membuat jatuh hati kepada Endang Parmiati. Adipati Harya Nambi juga menghasut Kebo Taruna dengan agar berbalik menyerang Kraton Majapahit. Setelah Kebo Taruna terhasut dan jatuh cinta kepada Endang Parmiati, Kebo Taruna dengan segenap emosi dari hasutan dan kembali ke Majapahit.
 Di Kadipaten Majapahit, Lembu Pangarsa tidak terima dengan Kebo Taruna yang berbalik memberontak Majapahit. Dewi Tarwati merasa iba atas tindakan yang dilakukan oleh suaminya Kebo Taruna. Dia berusaha untuk mengingatkan suamiya, karena dia telah di adu domba oleh Harya Nambi dengan kejadian yang dialami oleh kedua orang tuanya hingga meninggal. Perang mulut antara Kebo Taruna dan Dewi Tarwati semakin menjadi-jadi ketika istrinya memaksa Kebo Taruna untuk meminta maaf kepada Prabu Jayanegara. Sementara  Lembu Pangarsa mengadu ke Prabu Jayanegara, datang seorang lelaki muda yang menghadap Prabu Jayanegara bermaksud untuk menawarkan diri menumpas Kebo Taruna dan Adipati Harya Nambi. Pemuda tersebut adalah Anurogo yang telah diperintahkan Ki Hajar Wungkuk membantu Kerajaan Majapahit. Bersama Andikan Bhayangkara, Anurogo mengalahkan Kebo Taruna. Mengetahui Kebo Taruna tewas di tangan pemuda utusan Kraton Majapahit, Adipati Harya Nambi.melawan dua pemuda tersebut, namun akhirnya Adipati Harya Nambi pun bisa diringkus dan dibawa ke hadapan Prabu Jayanegara.
Disisi lain, Anurogo mempersatukan antara Andikan Bhayangkara dengan Kembang Sore. Dan ternyata Kembang Sore mencintai Andikan Bhayangkara, setelah kehilangan Andikan Bhayangkara. Akhirnya mereka berdua hidup bahagia dan saling mencintai. Lalu, Anurogo mengajak Andikan Bhayangkara untuk menemui Prabu Jayanegara dan menceritakan Kebo Taruna yang hampir menyelakai mereka dan mengalahkan Kebo Taruna.
Akhir cerita, Adipati Harya Nambi dan Prabu Jayanegara sama-sama mengetahui bahwa masalah disebabkan oleh hasutan dari Ramapatih. Anurogo diberikan tahta menjadi Adipati Tuban, dan Andikan Bhayangkara diberikan tahta untuk menjadi patih di Kerajaan Majapahit oleh Prabu Jayanegara. Dan Prabu Jayanegara sudah memaafkan kesalahan Kebo Taruna sesuai aturan kadipaten mendapat dari Kerajaan Majapahit dan saling bersalaman dengan pihak Lumajang kemudian berbaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar